Galuh Virtual
The Window of Galuh Heritage
Pasir Tumenggung, Citeureup
Pasir Tumenggung

Seorang Tumenggung yang senang berburu (bebedag), beliau adalah seorang Putra Raja bergelar Tumenggung (Putra Mahkota). Beliau beristirahat di tempat ini sekaligus menambatkan kuda. Dengan ditemani Ki Lengser. Setelah itu kembali ke Ayahandanya di Pasir Kuta (Pasir Luhur). Ketika sampai di Pasir luhur beliau tersadar bahwa ada sebagian harta dan beberapa pusaka yang tertinggal. Putra mahkota tersebut mengutus Ki Lengser untuk kembali dan mengambil barang dan pusaka yang tertinggal tersebut. Namun barang dan pusaka tersebut sudah hilang (moksa). Ki Lengser kembali pulang ke Pasir Kuta untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Sang Prabu dan Putra Mahkota.

Sang Prabu berkata biarlah barang dan pusaka tersebut tersimpan di tempat itu dengan diberi tanda Pohon bambu, dengan berajalannya waktu pohon bambu tersebut tumbuh tiga pohon bambu tanpa daun. Maka disebutlah awirarangan yang dikenal sekarang.

Video Situs Budaya Pasir Tumenggung

Galeri Gambar